Banyuwangi: Perjuangan dan Cinta di Tanah Blambangan
Sunday, November 24, 2024
Add Comment
Banyuwangi: Perjuangan dan Cinta di Tanah Blambangan
Di tengah pusaran konflik kekuasaan dan pengkhianatan di Blambangan, Mas Ayu Tunjung berdiri tegar dengan prinsip yang tak tergoyahkan. "Aku tidak menginginkan tahta Blambangan," katanya dengan lantang. "Aku tidak sudi bekerjasama dengan bangsa asing yang menginjak-injak pertiwiku."
Sebagai putri mendiang Prabu Mangkuningrat, Ayu Tunjung sebenarnya memiliki hak penuh atas tahta Blambangan. Namun, VOC—penguasa asing yang haus kendali—memilih Mas Ngalit sebagai penguasa baru. Pilihan ini memicu konflik, terutama karena Mas Ayu Tunjung menolak tunduk pada keinginan penjajah dan memilih hidup sebagai rakyat biasa.
Bersama Rsi Ropo, putra Wong Agung Wilis yang masih bertahan, Ayu Tunjung memimpin tiga ribu rakyat Blambangan yang tersisa. Mereka tidak hanya melawan secara fisik, tetapi juga menjaga martabat dan hati mereka agar tidak ikut terampas oleh kekuatan asing yang terus menjarah tanah Semenanjung.
Namun, badai baru mengancam ketenangan mereka. Ketika Ayu Tunjung dan Rsi Ropo baru saja memulai hidup sebagai suami-istri, Mas Ngalit muncul dengan ambisi yang membakar. Dia terobsesi pada kecantikan Ayu Tunjung dan bersumpah untuk menjadikannya permaisuri. Bahkan, Mas Ngalit membangun sebuah istana megah di Banyuwangi, ibu kota baru Blambangan, sebagai simbol kekuasaannya. Namun, istana itu berdiri di atas utang kepada VOC, memperlihatkan sejauh mana Mas Ngalit bergantung pada penjajah demi mencapai ambisinya.
Kisah Banyuwangi adalah potret perlawanan rakyat kecil melawan penindasan asing dan dilema moral para pemimpin lokal. Melalui novel ini, Putu Praba Darana menggambarkan perjuangan, cinta, dan pengkhianatan dalam balutan sejarah yang menggugah. Sebuah perjalanan yang tidak hanya mengungkapkan kerinduan akan kebebasan tetapi juga kekuatan cinta di tengah badai kehidupan.
DOWNLOAD

0 Response to " Banyuwangi: Perjuangan dan Cinta di Tanah Blambangan"
Post a Comment